Selasa, 26 Februari 2013

Bahasa di maluku

Maluku atau yang dikenal secara internasional sebagai Moluccas adalah salah satu provinsi tertua di Indonesia. Ibukotanya adalah Ambon. Pada tahun 1999, sebagian wilayah Provinsi Maluku dimekarkan menjadi Provinsi Maluku Utara, dengan ibukota di Sofifi. Provinsi Maluku terdiri atas gugusan kepulauan yang dikenal dengan Kepulauan Maluku.

Bahasa yang digunakan di provinsi Maluku adalah Bahasa Melayu Ambon, yang merupakan salah satu dialek bahasa Melayu. Sebelum bangsa Portugis menginjakan kakinya di Ternate (1512), bahasa Melayu telah ada di Maluku dan dipergunakan sebagai bahasa perdagangan. Bahasa Indonesia, seperti di wilayah Republik Indonesia lainnya, digunakan dalam kegiatan-kegiatan publik yang resmi seperti di sekolah-sekolah dan di kantor-kantor pemerintah.


Maluku merupakan wilayah kepulauan terbesar di seluruh Indonesia. Banyaknya pulau yang saling terpisah satu dengan yang lainnya, juga mengakibatkan semakin beragamnya bahasa yang dipergunakan di provinsi ini. Jika diakumulasikan, secara keseluruhan, terdapat setidaknya 132 bahasa di kepulauan Maluku, yakni:

* Alune
* Amahai
* Ambelau
* Asilulu
* Babar Utara
* Babar tenggara
* Banda
* Batuley
* Barakai
* Benggoi
* Boano
* Buli
* Buru
* Dammar Timur
* Damar Barat
* Dawera-Daweloor
* Dobel
* Elpaputih
* Emplawas
* Fordata
* Kadai
* Kamarian
* Kai Besar
* Kai Kecil
* Karey
* Kayeli
* Kisar
* Koba
* Kola
* Kompane
* Kur
* Laba
* Laha
* Larike
* Latu
* Leti
* Liana-Seti
* Lisbata-Nuniali
* Lisela
* Lola
* Lorang
* Luhu
* Luang
* Melayu-Ambon
* Melayu-Banda
* Manipa
* Manusela
* Masela Tengah
* Masela Timur
* Masela Barat
* Naka'ela
* Nila
* Nuaulu Utara
* Nuaulu Selatan
* Nusa Laut
* Oirata
* Pagu
* Patani
* Paulohy
* Perai
* Piru
* Roma
* Sahu
* Salas
* Saleman
* Saparua
* Sawai
* Seith
* Selaru
* Seluwasan
* Sepa
* Serili
* Serua
* Talur
* Tarangan Timur
* Tarangan Barat
* Tela-Masbuar
* Teluti
* Teor
* Te'un
* Tugun
* Tugutil
* Tulehu
* Wakasihu
* Watubela
* Wemale Utara
* Wemale Selatan
* Yalahatan
* Yamdena

Dua bahasa yang telah punah adalah Palamata dan Moksela.

Sebelum bangsa-bangsa asing (Arab, Cina, Portugis, Belanda dan Inggris) menginjakan kakinya di Maluku (termasuk Maluku Utara), bahasa-bahasa tersebut sudah hidup setidaknya ribuan tahun.

Bahasa Indonesia, seperti di wilayah Republik Indonesia lainnya, digunakan dalam kegiatan-kegiatan publik yang resmi seperti di sekolah-sekolah dan di kantor-kantor pemerintah, mengingat sejak 1980-an berdatangan 5000 KK (lebih) transmigran dari Pulau Jawa. Dengan banyaknya penduduk dari pulau lain tersebut, maka khazanah bahasa di Pulau Seram (dan Maluku) juga bertambah, yaitu kini ada banyak pemakai bahasa-bahasa Jawa, Bali dan sebagainya.
sumber : http://forum.vibizportal.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar